Jumat, 27 Maret 2009

Pusat Jaringan Komunikasi Ediwar

Assalamualaikum w.w
Yang terhormat dunsanak ambo semuanya

Hari ini Jum-at 27 Maret 2009, kami dari pusat jaringan kumunikasi ediwar, resmi beroperasi dan apabila ingin bergabung dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a. Melalui email : ediwar.piliang@gmail.com
b. Melalui SMS : ke 08571979 8888

Tulis Nama dan Alamat kirim ke salah satu cara diatas

Dunasanak akan mendapat informasi yang bermanfaat dan tidak dikenakan biaya

wassalam

Siapa dan Bagaimana

Keuletan dan Kerja keras sudah teruji
Kesulitan dan lingkungan hidup waktu kecil membuat sangat peduli
Profesionalisme, Keterbukaan, kebersamaan dan kejujuran serta disiplin sudah terbukti
Ketaqwaan dan keramahan menjadikan pribadi yang dapat diandalkan



Dari sisi kegetiran hidup, apa bedanya antara Nelayan dipinggir laut dan Petani di pegunungan, kehidupannya sama-sama bergantung pada alam dan sampai saat ini kondisi seperti ini masih sangat memprihatinkan, dan hal ini makin diperparah dengan ketertinggalan dalam menempuh pendidikan, begitulah sekilas kondisi riil masyarakat kita di Kabupaten Agam dewasa ini, dan bukan berarti pula Pemerintah selama ini belum berbuat kearah pengentasannya. Dilema ini membawa kerisauan sendiri oleh Drs. H. Ediwar, M.M, seorang General Manager Kartu (perbantuan) PT. Indosat yang berlatar belakang anak nelayan dari Muaraputus-Tiku Kecamatan Tanjung Mutiara – Kabupaten Agam dan besar di Kota Bukittinggi dengan segala kesejukan udara Gunung Merapi dan Singgalang, enaknya beras Ampek Angkek dan Tilatang Kamang dengan segarnya sayur dan buah-buahan dari Banuhampu Sungai Puar dan Baso serta corak ragam geliat pasar yang didominasi warga Ampek Koto

Putra Agam yang menurut ranji keturunan mempunyai pertalian silsilah keluarga dengan ”Ujuang Darek Kapalo Rantau ” Luhak Agam yaitu leluhur pihak Bapak dan Ibu berasal dari Maninjau adalah wajar dimana pun berada dalam profesi sebagai karyawan PT. Indosat selama ini selalu aktif dalam berbagai organisasi dan perkumpulan sosial masyarakat Agam sebagaimana yang dipaparkan dalam Riwayat Hidup didepan tidak lain adalah ingin ikut berpartisipasi dalam geliat pembangunan kampung halaman.

Suatu kisah yang tidak dapat dilupakan pula adalah setamat SD Negeri 2 Bukittingi (Ateh Ngarai) melanjutkan ke SMP Negeri 6 Bukittinggi (Tarok) dan kemudian melanjutkan ke SMEA Negeri Bukittinggi, sekarang SMK Negeri 2 Bukittinggi. Pada masa mengikuti pendidikan di SMEA inilah Drs. H. Ediwar, MM mulai memasuki babak baru dalam hidup yaitu mulai sebagai ”enterpreneurship”, dengan berdagang ikan kering ” maco” menurut logat Bukittinggi dan sekitarnya, terutama pada hari pasar (Rabu & Sabtu) dengan membuka lapak sendiri sepulang sekolah atau pada hari libur.

Meskipun ada sambilan berwiraswasta diluar sekolah tetapi berkat ketekunan dan semangat belajar yang tinggi dan kemauan untuk berubah termasuk siswa yang berprestasi dan hal ini dibuktikan dengan mendapatkan ”Beasiswa Supersemar” yang diterima setelah dinyatakan lulus di SMEA Negeri Bukittinggi. Setelah tamat SMEA Negeri Bukittinggi dengan bermodalkan uang bea siswa dan labo berjualan maco, mencoba mengadu peruntungan di kota besar Jakarta dengan tujuan untuk meneruskan cita-cita kuliah, tetapi suratan nasib berkata lain berjualan rokok dan minuman botol / kaleng pada sebuah halte bis kota harus dijalani selama 8 bulan, dan atas ketabahan serta keikhlasan terhadap suratan dari Allah Swt dan berkat doa orang tua di kampung diterima pada Program DII PT. Telkom bidang Operator Telepon Internasional kemudian setelah tamat ditempatkan di PT. Indosat Jakarta dan niat untuk meneruskan cita-cita mulai dirintis sehingga dapat menamatkan S-1 di Universitas Jakarta dan S-2 di Sekolah Tinggi Manajemen ”LABORA” Jakarta.
Alhamdulillah berkat ketekunan, kesungguhan dan kerja keras selama membidangi Operator Telepon Internasional ini berbuah berbagai prestasi yaitu sebagai Operator Teladan PT. Indosat, Penghargaan Karyawan Terdisiplin Deparpostel dan Karyawan Non Absensi selama 14 Tahun berturut-turut, suatu prestasi yang jarang dapat dilakukan oleh orang lain. Dan Alhamdulillah pula hingga saat ini telah dikaruniai 3 orang putera dari isteri seorang Guru SD Negeri I Pekayon – Bekasi yang selalu setia mendampingi hidup dan juga sebagai kawan dalam mengartikulasikan kehidupan ini, terutama mengenai Kampung halaman ”ranah agam” nan dicinto.

Semenjak mulai bekerja tahun 1982 sampai sekarang selalu berupaya meluangkan waktu antara pekerjaan dan perhatian (kepedulian) terhadap kampung halaman, hal ini ditandai dengan bergabung dan menjadi pengurus diberbagai Ikatan Keluarga / Perkumpulan urang awak di Jakarta maupun di Agam mulai dari tingkat Jorong sampai Provinsi dan selalu ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang terjadi di kampung halaman, baik sosial maupun keagamaan serta kegiatan masyarakat lainnya. Kegiatan ini makin diperbesar intensitasnya tatkala dipercaya PT. INDOSAT selaku perusahaan telekomunikasi besar dan terlengkap di Indonesia menjadi Kepala Cabang Sumatera Barat – Bengkulu yang berkantor di Padang. Selama memegang jabatan ini selain membangun jaringan telekomunikasi selular di Sumatera Barat berupaya pula dalam kegiatan pemberian bantuan pendidikan, sosial kemasyarakatan, keagamaan dan bantuan bencana alam dalam bentuk program yang disinergikan dengan kegiatan perusahaan.

Selama hampir 3 tahun di Sumatera Barat telah melakukan investasi PT. Indosat untuk Provinsi Sumatera Barat sekitar Rp 400 Milyar dan untuk Kabupaten Agam hampir mencapai Rp 64 Milyar, adalah suatu investasi yang sangat besar PT. Indosat untuk daerah kita, sehingga banyak Nagari-nagari di Sumatera Barat, terutama Kabupaten Agam dapat melakukan panggilan melalui Handphone dan secara tidak langsung telah meningkatkan sektor ekonomi dan silaturahim antar anak nagari dan anak dagangnya di perantauan yang mana fakta tersebut tidak terbayangkan sebelumnya oleh masyarakat kita.

Berkat kerja keras selama di Sumatera Barat Drs. H. Ediwar, MM terpilih sebagai Kepala Cabang PT. Indosat terbaik di Luar Pulau Jawa dan sebagai penghargaan dipromosikan memegang Cabang Besar dengan membawahi 3 Provinsi yaitu : SUMATERA SELATAN, BENGKULU DAN BANGKA BELITUNG dengan Kantor Cabang di Palembang dan secara bisnis pekerjaan baru ini 6 kali lebih besar dibanding waktu di Sum-bar dan berkat inovasi serta profesionalisme dan menerapkan Open Management (manajemen terbuka) serta menjaga relationship (hubungan) dan Networking (jaringan) kesemua lini baik keluar maupun kedalam perusahaan dan selama hampir 2 tahun memegang PT. Indosat Cabang Palembang berkembang dengan sangat pesat dan sebagai perhargaan, Drs. H. Ediwar, MM di promosikan ke Kantor Pusat Jakarta sebagai General Manager (GM) Divisi Kartu di Anak Perusahaan (Kopindosat) dan GM Regional Sumatera & Kalbar di Perusahaan yang sama dan dengan sendirinya keprofesionalan dan entrepreneurship makin terasah dan teruji..

Meskipun kegiatan sangat banyak, namun setiap bulan kadang-kadang 2 kali dalam sebulan tetap konsisten dengan kebiasaan sebelumnya yaitu masih menyempatkan pulang ke kampung halaman khususnya Agam dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, pendidikan, keagamaan maupun sekedar menghadiri undangan hal ini tidak lain merupakan panggilan nurani atas kecintaan kampung halaman.

Namun secara pribadi merasa, apa yang dilakukan selama ini jauh dari cukup dan belum banyak artinya sama sekali karena belum dapat berbuat secara totalitas dan maksimal bagi masyarakat, maka pernah terpikir dan terniat dan andaikan Allah SWT mengizinkan dan masyarakat Kabupaten Agam merestui dan mempercayai menjadi Bupati AGAM tahun 2010-2015 dan insya Allah akan Amanah dan berusaha dengan penuh kesungguhan untuk melakukan perubahan dan menerapkan Konsep PK4 – LT (Profesional, Keterbukaan, Kebersamaan, Kejujuran, Kedisiplinan, Lugas dan Tegas) dan akan mewujudkan Program Utama ”Gratis Pendidikan Dasar dan Gratis Pelayanan Kesehatan Bagi Rakyat Miskin” disamping Program prioritas lainnya disetiap Kecamatan, Nagari dan Jorong

Masalah Pendidikan terutama pendidikan dasar dan kesehatan masyarakat adalah persoalan sensitif dan sangat penting yang penanganannya harus mendapat prioritas dan perlakuan khusus karena keterbelakangan pendidikan dan kesehatan berkaitan erat dengan kebodohan dan kemiskinan, sedangkan kebodohan dan kemiskinan menyebabkan orang merasa jauh dengan Allah Swt, belum lagi persoalan fenomena alam, banjir, gempa bumi, longsor, abrasi pantai dan masalah pertanahan yang harus diantisipasi sedari dini dan diselesaikan dengan tuntas dan disamping itu sifat melayani serta responsif dan bersolusi menjadi sifat yang harus ditanamkan pada aparatur.

Edit : Maret 2008